Gorden rumah sakit untuk IGD (Instalasi Gawat Darurat) atau UGD (Unit Gawat Darurat) punya karakteristik khusus karena lingkungannya yang penuh tekanan dan butuh respons cepat. Di area ini, gorden nggak cuma berfungsi buat privasi, tapi juga mendukung efisiensi kerja tenaga medis sekaligus menjaga sterilitas.
Gorden medis untuk IGD/UGD dibuat dari bahan yang ekstra tahan lama dan praktis, seperti PVC atau kain poliester berlapis anti-bakteri, anti-darah, dan anti-air. Ini penting karena di IGD sering ada situasi darurat—darah, cairan tubuh, atau kontaminasi lain yang bisa dengan mudah mengenai gorden. Bahan semacam ini gampang dibersihkan, cukup dilap dengan desinfektan, jadi nggak buang waktu buat ganti-ganti kain terus. Beberapa bahkan punya lapisan khusus yang tahan sobek, mengingat aktivitas di IGD biasanya hectic dan alat-alat medis sering berseliweran.
Desainnya tirai untuk di dunia kesehatan yang sering terkontaminasi dengan cairan lain itu cenderung lebih sederhana dan fungsional dibanding gorden di ruang rawat inap. Warnanya sering netral—putih, biru muda, atau hijau—yang identik dengan suasana medis dan nggak bikin pasien panik. Panjangnya biasanya dari plafon sampai mendekati lantai biar privasi terjamin, tapi ada juga yang pendek di bagian bawah supaya petugas bisa lihat kondisi pasien dari kejauhan tanpa buka gorden penuh.
Sistem relnya juga berbeda. Di IGD/UGD, rel gorden di rumah sakit biasanya pakai model geser yang ringkas dan kokoh, sering dari aluminium atau stainless steel biar tahan karat. Ada yang dipasang permanen di plafon, tapi banyak juga yang portable atau fleksibel, bisa dipindah sesuai kebutuhan ruang darurat. Kecepatan buka-tutup gorden jadi pertimbangan besar, makanya relnya dirancang supaya nggak macet dan gampang digeser, bahkan dalam situasi darurat.
